NITA MARLINA
2EA09
15211196
ARTIKEL CETERIS
PARIBUS
adalah istilah dalam bahasa Latin, yang secara
harafiah dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan sebagai “dengan hal-hal
lainnya tetap sama“, dan dalam bahasa Inggris biasanya diterjemahkan
sebagai “all other things being equal.”
Dalam ilmu ekonomi, istilah ceteris paribus seringkali
digunakan, yaitu sebagai suatu asumsi untuk menyederhanakan beragam formulasi
dan deskripsi dari berbagai anggapan ekonomi.
Sebagai contoh, dapatlah dikatakan bahwa:
Harga dari daging sapi akan meningkat — ceteris
paribus — bila kuantitas daging sapi yang diminta oleh pembeli juga
meningkat.
Dalam contoh tersebut, penggunaan ceteris
paribus adalah untuk menyatakan hubungan operasional antara harga dan
kuantitas suatu barang (daging sapi).Ceteris paribus di sini
berarti bahwa asumsi yang diambil ialah mengabaikan berbagai faktor yang
diketahui dan yang tidak diketahui yang dapat mempengaruhi hubungan antara
harga dan kuantitas permintaan. Faktor-faktor tersebut misalnya termasuk: harga
barang substitusi (misalnya harga daging ayam atau daging kambing), tingkat
penghindaran risiko para pembeli (misalnya ketakutan pada penyakit sapi gila),
atau adanya tingkat permintaan keseluruhan terhadap suatu barang tanpa
memperhatikan tingkat harganya (misalnya perpindahan masyarakat kepada vegetarianisme).
Investasi yang berani disebut juga dengan
istilah penanaman modal atau pembentukan modal. Dengan kata lain investasi
dapat diartikan sebagai pengeluaran atau perbelanjaan penanaman modal atau
perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan produksi untuk
menambah kemampuan memproduksi barang dan jasa yang tersedia dalam
perekonomian.
Hal ini
dapat dipaparkan sebagai, pengeluaran investasi adalah pengeluaran untuk
membeli barang modal rill. Barang modal rill berbentuk:
1. Alat-alat produksi, seperti pabrik, mesin-mesin, dan perlengkapan produksi lainnya,
2. Rumah untuk tempat tinggal.
3. Peruhahan barang cadangan.
1. Alat-alat produksi, seperti pabrik, mesin-mesin, dan perlengkapan produksi lainnya,
2. Rumah untuk tempat tinggal.
3. Peruhahan barang cadangan.
Keseluruhan
alat-alat produksi yang digunakan dalam proses produksi perusahaan-perusahaan
dalam ekonomi disebut sebagai stok kapital tetap (fixed stock capital). Stok
kapital tetap ditambah stok rumah untuk tempat tinggal dan stok barang cadangan
disebut stok kapital. Pengeluaran investasi adalah pengeluaran yang bertujuan
menambah stok kapital atau ketersediaan modal.
Kurva itu
menggambarkan permintaan investasi yang menunjukkan berbagai volume atau
besarnya investasi yang akan dilakuken pada berbagai tingkat suku bunga.
Kurva permintaan investasi berbentuk berlereng menurun dari kiri atas ke
kanan bawah atau berlereng negatif. Dari pola hubungan antara investasi dan
tingkat suku bunga dapat ditarik kesimpulan bahwa permintaan investasi
merupakan fungsi dari suku bunga dan hubungan antara dua variabel itu
merupakan hubungan negatif. Hal ini mempunyai arti bahwa bila hal-hal lain
tetap (ceteris paribus), pada tingkat suku bunga yang lebih rendah
volume investasi akan lebih besar, sedangkan pada tingkat suku bunga yang lebih
tinggi volume investasi lebih tinggi pula. Ingat bahwa tingkat suku bunga
merupakan biaya investasi.
Pustaka: Ekonomi
dan Akuntansi: Membina Kompetensi Ekonomi Oleh Eeng Ahman dan Epi Indriani
Published
in:
on July 28,
2011 at 4:31 pm Leave a Comment
Tags: ceteris paribus, ekonomi, indonesia, investasi, Kurva permintaan, Kurva Permintaan Investasi Fungsi Suku Bunga, pengertian, Suku bunga
Tags: ceteris paribus, ekonomi, indonesia, investasi, Kurva permintaan, Kurva Permintaan Investasi Fungsi Suku Bunga, pengertian, Suku bunga
PERMINTAAN =
jumlah dari suatu barang yang mau dan mampu dibeli pada berbagai kemungkinan
harga, selama jangka waktu tertentu, dengan anggapan hal-hal lain tetap sama
(ceteris paribus).
Mau dan
Mampu
Mungkin anda
ingin sekali, mempunyai kendaraan baru atau membutuhkan sebuah jaket yang
bagus. Tetapi menginginkan, bahkan membutuhkan sesuatu belumlah berarti anda
juga membelinya. Karena membeli sesuau tidak hanya targantung dari
kebutuha/keinginan, tetapi juga dari harga barang yang bersangkutan.
Berapa uang
yang harus dibayar, dan berapa uang yang tersedia untuk itu. Betapapun orang
menginginkan atau membutuhkan sesuatu, kalau ia tidak mempunyai uang untuk
membayar harganya, atau tidak bersedia mengeluarkan uang sebanyak itu untuk
membelinya, maka keinginan itu tetap keinginan saja, dan kita belum bicara
tentang pemintan. Baru kalau keinginan/kebutuhan itu disertai kemauan dan
kemampuan untuk membeli, dan didukung oleh uang secukupnya untuk membayar
harganya, kita bicara tentang permintaan. Untuk menegaskan hal ini, sering
ditambahkan istilah “efektif”, artinya: disertai kemampuan untuk membayar
harganya. Diringkas:
BUTUH/INGIN
+ MAU + MAMPU = PERMINTAAN (efektif).
Jumlah yang
mau dibeli
Jumlah yang
diminta (Quantify demanded, disingkat Qd) menunjuk pada kuantitas yang
diinginkan, yang belum tentu sama dengan jumlah yang nyata-nyata dibeli
(Quantity bought). Jumlah yang diminta selalu harus dinyatakan dalam banyaknya
satuan per jangka waktu tertentu (per tahun, per bulan, per hari). Misalnya,
bila dikatakan jumlah komputer yang mau dibeli oleh masyarakat Jakarta sebanyak
20.000 buah, itu tak ada artinya kalau tidak disebutkan periode waktunya. Dua
puluh ribu unit per hari merupakan permintaan yang relatif besar. Tetapi 20.000
set per tahun akan merupakan permintaan yang relatif kecil.
Jumlah yang
diminta (Qd) harus dibedakan dari permintaan (Demand/D). Pengertian permintaan
menunjuk pada keseluruhan kombinasi berbagai jumlah yang mau dibeli pada
berbagai tingkat harga.
Ceteris
paribus
pengertiannya:
pengertiannya:
Banyaknya
jumlah barang/jasa yang mau dibeli oleh masyarakat selama periode tertentu
dipengaruhi oleh banyak faktor. Agar pengaruh masing-masing faktor tersebut
dapat diidentifikasi, kita pelajari faktor-faktor tersebut satu demi satu.
Untuk maksud itu, semua hal lain yang mungkin ikut berpengaruh kita pegang
konstan dulu sehingga dapat memusatkan perhatian hanya pada satu variabel saja.
Bilan satu variabel itu berubah, kita lihat apa pengaruhnya terhadap jumlah
yang diminta. Misalnya, bila mempelajari akibat kenaikan harga terhadap jumlah
beras yang mau dibeli, besarya penghasilan masyarakat dianggap tetap tak
berubah. Variabel-variabel lainnya kemudian sutu demi satu dapat dimasukkan
untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap.
- Yang dmaksud ceteris paribus adalah dalam analisis ekonomi (hubungan dua variabel)
harus disadari bahwa kesimpulan yang ditarik berdasarkan asumsi
variabel-variabel lain dianggap tidak berubah.
contoh : jika
permintaan thd jasa bus antar kota
akan turun jika harga tiket naik, dg asumsi
harga tiket Kereta Api tidak
berubah.
-Fallacy of
Composition
adalah apa yang baik dalam skala kecil belum tentu baik dalam skala
besar(keseluruhan).
misal : hemat itu
baik untuk individu, tetapi jika semua orang berhemat
maka permintaan agregat rendah & pertumbuhan ekonomi pun rendah.
-
Sumber: Pengantar
Ilmu Ekonomi Mikro – Oleh Drs. T. Gilarso, SJ.
Published
in:
on July 28,
2011 at 4:19 pm Leave a
Comment
Tags: ceteris paribus, ekonomi, indonesia, Jumlah yang mau dibeli, pengertian, Pengertian Permintaan
Tags: ceteris paribus, ekonomi, indonesia, Jumlah yang mau dibeli, pengertian, Pengertian Permintaan
Kebijakan
moneter meliputi langkah-langkah pemerintah-yang dilaksanakan oleh Bank Sentral
(di Indonesia Bank Sentral adalah Bank Indonesia)-untuk mempengaruhi (mengubah)
penawaran uang dalam perekonomian atau mengubah suku bunga, dengan maksud untuk
mempengaruhi pengeluaran agregat.
Salah satu
komponen dari pengeluaran agregat adalah penanaman modal (investasi) oleh
perusahaan-perusahaan. Suku bunga yang tinggi akan mengurangi penanaman modal
dan apabila suku bunga rendah lebih banyak penawaran modal akan dilakukan.
Dengan demikian salah satu cara yang dapat dijalankan pemerintah untuk
mempengaruhi pengeluaran agregat ialah dengan mempengaruhi pengeluaran
penanaman modal. Apabila pengangguran berlaku dalam perekonomian, pengeluaran
agregat perlu ditambah untuk mengurangi pengangguran. Menurunkan suku bunga
untuk menggalakkan pertambahan penanaman modal adalah salah satu cara untuk
mecapai tujuan tersebut. tujuan ini dapat dicapai pemerintah dengan menjalankan
kebijakan moneter.
Menurut
pandangan Keynes suku bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran uang, Bank
Sentral dapat mempengaruhi penawaran uang. Melalui alat-alat dalam kebijakan
moneter, pemerintah dapat menambah penawaran uang, Ceteris Paribus,
pertambahan ini akan menurunkan suku bunga. Dengan penurunan suku bunga
tersebut dapat diharapkan penanaman modal akan bertambah dan ini akan
meningkatkan pengeluaran agregat. Sebagai implikasi dari perubahan ini kegiatan
ekonomi akan meningkat dan pengangguran menurun. Dalam masa inflasi langkah
sebaliknya perlu dilakukan, yaitu penawaran uang dikurangi untuk menaikkan suku
bunga. Diharapkan langkah ini akan menurunkan investasi dan seterusnya
pengeluaran agregat akan menurun. Hal ini akan mengurangi tekanan inflasi.
Sukirno,
Sadono. 2004. Makroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.