Minggu, 01 April 2012

SOSPOL

KELOMPOK II

Dri windha  17211802
Nita Marlina 15211196
Safira Mafaza 16211545
Andini Putri Susanti 10211773

                        SUKU ASMAT

Suku Asmat adalah sebuah suku di Papua. Suku Asmat dikenal dengan hasil ukiran kayunya yang unik. Secara umum, kondisi fisik anggota masyarakat Suku Asmat, berperawakan tegap, hidung mancung dengan warna kulit dan rambut hitam serta kelopak matanya bulat. Disamping itu, Suku Asmat termasuk ke dalam suku Polonesia, yang juga terdapat di New Zealand dan Papua Nugini. Populasi suku Asmat terbagi dua yaitu:
Mereka yang tinggal di pesisir pantai dan mereka yang tinggal di bagian pedalaman. Kedua populasi ini saling berbeda satu sama lain dalam hal dialek, cara hidup, struktur sosial dan ritual. Populasi pesisir pantai selanjutnya terbagi ke dalam dua bagian yaitu suku Bisman yang berada di antara sungai Sinesty dan sungai Nin serta suku Simai.
Ada banyak pertentangan diantara desa berbeda Asmat “
Yang paling mengerikan adalah cara yang dipakai Suku Asmat untuk membunuh musuhnya. Ketika musuh dibunuh, mayatnya dibawa ke kampung, kemudian dipotong dan dibagikan kepada seluruh penduduk untuk dimakan bersama. Mereka menyanyikan lagu kematian dan memenggalkan kepalanya. Otaknya dibungkus daun sago yang dipanggang dan dimakan.
Sekarang biasanya, kira-kira 100 sampai 1000 orang hidup di satu kampung. Setiap kampung punya satu rumah Bujang dan banyak rumah keluarga. Rumah Bujang dipakai untuk upacara adat dan upacara keagamaan. Rumah keluarga dihuni oleh dua sampai tiga keluarga, yang mempunyai kamar mandi dan dapur sendiri. Saat ini, ada kira-kira 70.000 orang Asmat hidup di Indonesia. Mayoritas anak-anak Asmat sedang bersekolah.




Dalam hidup bersosial Suku Asmat memiliki 2 jabatan kepemimpinan.:
  1. Yang berasal dari unsur pemerintah,
  2. Yang berasal dari masyarakat itu sendiri yaitu kepala adat/ kepala suku
Untuk tipe kepemimpinan yang ke dua inilah yang sangat berpengaruh dalam kehidupan suku Asmat. Karena dalam melakukan segala kegiatan akan selalu di dahului dengan upacara adat. Jadi untuk setiap kegiatan resmi yang melibatkan pemerintah, kerjasama antara pemerintah dan kepala suku sangatlah penting.

Bila seorang kepala suku telah meninggal dunia, jabatan kepala suku tidak secara otomatis jatuh kepada penerusnya, melainkan di pilih dari orang yang berasal dari fain, atau marga tertua di lingkungan tersebut, atau di pilih dari seorang pahlawan yang telah memenangkan pertempuran.

Suku Asmat adalah suku yang menganut Animisme, sampai dengan masuknya para Misionaris pembawa ajaran baru, maka mereka mulai mengenal agama lain selain agam nenek-moyang.  Dan kini, masyarakat suku ini telah menganut berbagai macam agama, seperti Protestan, Khatolik bahkan Islam.
Seperti masyarakat pada umumnya, dalam menjalankan proses kehidupannya, masyarakat Suku Asmat pun, melalui berbagai proses, yaitu :
1. Kehamilan, selama proses ini berlangsung, bakal generasi penerus dijaga dengan baik agar dapat lahir dengan selamat dengan bantuan ibu kandung atau ibu mertua.
2. Kelahiran, tak lama setelah si jabang bayi lahir dilaksanakan upacara selamatan secara sederhana dengan acara pemotongan tali pusar yang menggunakan Sembilu, alat yang terbuat dari bambu yang dilanjarkan. Selanjutnya, diberi ASI sampai berusia 2 tahun atau 3 tahun.
3. Pernikahan, proses ini berlaku bagi seorang baik pria maupun wanita yang telah berusia 17 tahun dan dilakukan oleh pihak orang tua lelaki setelah kedua belah pihak mencapai kesepakatan dan melalui uji keberanian untuk membeli wanita dengan mas kawinnya piring antik yang berdasarkan pada nilai uang kesepakatan kapal perahu Johnson, bila ternyata ada kekurangan dalam penafsiran harga perahu Johnson, maka pihak pria wajib melunasinya dan selama masa pelunasan pihak pria dilarang melakukan tindakan aniaya walaupun sudah diperbolehkan tinggal dalam satu atap. Dalam memenuhi kebutuhan biologisnya, baik kaum pria maupun wanita melakukannya di ladang atau kebun, disaat prianya pulang dari berburu dan wanitanya sedang berkerja di ladang. Selanjutnya, ada peristiwa yang unik lainnya dimana anak babi disusui oleh wanita suku ini hingga berumur 5 tahun.
4. Kematian, bila kepala suku atau kepala adat yang meninggal, maka jasadnya disimpan dalam bentuk mumi dan dipajang di depan joglo suku ini, tetapi bila masyarakat umum, jasadnya dikuburkan. Proses ini dijalankan dengan iringan nyanyian berbahasa Asmat dan pemotongan ruas jari tangan dari anggota keluarga yang ditinggalkan.



 Mata pencarian
Kebiasaan hidup antara suku yang satu dengan suku yang lainnya di wilayah Distrik Citak dan Mitak hampir sama. mempunyai kebiasaan mencari makan adalah berburu binatang hutan separti, ular, kasuari,burung, babi hitan, komodo dll. mereka juga selalu meramuh / menokok sagu sebagai makan pokok dan nelayan yakni mencari ikan dan udang untuk dimakan. bercocok tanam di ladang, dengan jenis tanamannya wortel, matoa, jeruk, jagung, ubi jalar dan keladi. Demikian menariknya adat istiadat suku asmat, sehingga perlu dilestarikan. Disamping itu juga, dapat digunakan sebagai obyek pariwisata untuk mendapatkan devisa bagi Negara.


Rumah Suku Asmat
Suku Asmat adalah suku yang memegang kuat filosofi hidup dan nilai-nilai kesopanan. Hal itu juga termasuk dalam cara mereka membangun rumah adat Suku Asmat tanpa adanya campur tangan jasa arsitek di dalamnya.
‘’Jew’’
Rumah adat Suku Asmat yang dikenal dengan nama Jew, adalah rumah yang khusus diperuntukkan bagi pelaksanaan segala kegiatan yang sifatnya tradisi. Untuk rapat adat, melakukan pekerjaan membuat noken (tas tradisional Suku Asmat), mengukir kayu, dan juga tempat tinggal para bujang. Oleh karena itu, rumah Jew juga disebut sebagai Rumah Bujang.Rumah ini unik karena dibangun sangat panjang, bahkan hingga mencapai 50 meter. Karena masyarakat Asmat kuno belum mengenal paku, maka pembuatan rumah Jew tidak menggunakan paku.








‘’Rumah Tysem’’
Ada satu lagi rumah adat Suku Asmat yaitu, Tysem. Rumah ini disebut sebagai rumah keluarga, karena yang menghuni adalah mereka yang telah berkeluarga. Biasanya, ada 2 sampai 3 pasang keluarga yang mendiami Tysem.Ukurannya lebih kecil dari pada rumah Jew. Letak rumah Tysem biasanya disekeliling rumah Jew. Sebuah rumah Jew dapat dikelilingi oleh sekitar 15 sampai 20 rumah Tysem.
Bahan membangun rumah Tysem sama dengan bahan pembuat rumah Jew. Semua dari bahan alami hutan sekitar lokasi Suku Asmat berada.

Banyak orang beranggapan, kebudayaan suku Asmat dapat dipelajari melalui seni ukir yang dihasilkan oleh masyarakatnya. Ukiran Asmat sangat beragam, kadang berbentuk manusia, perahu, panel, ataupun perisai. Pola ukirannya-pun berdasarkan keseharian hidup suku Asmat itu sendiri. Salah satunya, motif orang berburu. Sebagai wujud penghormatan mereka terhadap nenek moyang atau leluhurnya, secara turun temurun, pola seni ukir yang dibuat oleh suku Asmat selalu dikaitkan pada kepercayaan mereka terhadap leluhur.
Tahapan membuat kerajinan ukir diawali dengan memahat sepotong kayu untuk dijadikan sebuah pola. Karena setiap ukiran mempunyai makna tersendiri. Sebagai contoh, ada 3 macam warna, merah, hitam, dan putih yang selalu digunakan oleh suku Asmat pada beberapa hasil ukirannya. Merah melambangkan daging, Putih menggambarkan tulang. Sementara hitam melambangkan warna kulit suku Asmat itu sendiri. Dengan alat pahat tradisional yang terbuat dari jambu batu dan batu kali. Suku Asmat membuat kerajinan ukiran dari jenis kayu, seperti kayu sago, kayu jati, ataupun kayu susu. Sehingga tidaklah mengherankan, jika berbagai sumber media online menuliskan, seni ukir Asmat ini banyak diminati oleh wisatawan domestik dan mancanegara.

Kepercayaan Terhadap Roh Leluhur
seperti berbagai suku tradisional di seluruh dunia. Maka, kepercayaan terhadap hal gaib berupa roh leluhur yang menjaga mereka masih ada.Kepercayaan mereka itu dituangkan dalam keahlian membuat ukiran kayu tanpa sketsa. Mereka percaya, roh leluhur akan membimbing mereka untuk menyelesaikan patung ukiran yang mereka buat. Nama patung ukiran yang menceritakan tentang arwah para leluhur mereka disebut Mbis.Mbis banyak dijumpai di rumah Jew. Dipercaya roh leluhur akan turut menjaga rumah yang mereka bangun dengan adanya Mbis didalamnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar